twitter


by Irma Susanti Irsyadi on Saturday, October 2, 2010 at 10:53am

Dari semalam suami sudah mewanti-wanti agar saya berhati-hati hari ini. Hari ini saya punya agenda yang mengharuskan saya pergi ke 'kota' memakai motor kesayangan. Suami bilang, BBM-nya lagi rame tentang isu geng motor yang akan merajalela pada siang ini di seluruh wilayah kota Bandung. Kalau memang bener seperti itu, ga ada habisnya nih dunia dipenuhi anak-anak remaja miskin kasih sayang yang cuman tau ngerusak.

Soal geng motor terkutuk sepertinya kita sudah sepakat ya. Geng motor di sini maksudnya kelompok-kelompok yang suka merusak itu, bukan klub motor yang suka touring biasa. Kasihan sekali banyak klub motor yang jadi ikut tercemar karena ulah mereka.

Setiap kali baca tentang ulah 'manis' mereka; saya murka. Kalo ketemu tuh orang-orangnya (seperti yang sering kuungkapkan di depan sahabat-sahabatku para remaja), saya mau kumpulin mereka dalam satu ruangan udah gitu dibom. Duaaarrr!!! habis deh. Hehehe. Tapi tenang, itu hanya terjadi di alam imajinasi saya, aslinya mah mungkin cuman saya siram pake bensin ajah.

Karena dunia saya dekat dengan remaja, saya jadi tau beberapa hal dari mereka mengenai geng 'ga jelas' ini. Pernah ada murid yang cerita ke saya, bahwa geng motor isinya ga melulu laki-laki, ada juga perempuannya. Kalo mau masuk, syaratnya cuman satu; harus mau ditiduri (maaf) oleh siapapun yang ada dalam geng itu. Astaghfirullah .. jadi mual sayah. Sedemikian bodohnya mereka mempermalukan diri sendiri.

Terkadang ada rasa kasihan saya untuk orang-orang yang berprofesi sebagai PSK (bukan "Pedagang-Sangu-Koneng" ya, eta mah paporit sayah), preman atau perampok sekalipun.Mereka adalah jenis orang-orang yang (mungkin) sudah tak kepikiran untuk mencari pekerjaan lain (yang halal) karena tuntutan hidup. Mau segimana pun kita menghakimi, jika kita tidak mampu memberikan solusi ya susah.

Namun bukan juga berarti saya setuju dengan pekerjaan mereka lho. Yang salah ya tetap salah. Perasaan saya kepada mereka hampir sama dengan perasaan saya kepada kaum gay dan lesbian. Mereka melakukan sesuatu yang haram namun saya harus memutar otak untuk dapat memahami dari berbagai sudut. Dan itu tidak gampang. Eh, tapi kalo preman dan perampok mungkin bisa disimpan di kotak yang berbeda ya, soalnya mereka kan sering menyakiti orang lain.

Anda boleh setuju atau tidak. Note saya tempat yang bebas-bebas aja untuk mengeluarkan pendapat. Asal ingat satu hal; tetap saling menghargai. Asal jangan pake intimidasi (eta mah pengalaman pribadi) jadi weh saya remove dari friends-list. Hahaha.

Ya sudahlah.

Kembali ke geng motor. Saya engga kasihan sama mereka. Apanya yang perlu dikasihani?? Motor mereka punya, itu aja udah membuktikan bahwa mereka mampu secara finansial walaupun itu berarti mereka harus merengek pada ortu atau sampai mengancam2 segala untuk dibelikan motor (dan ini sering terjadi).

Bagi saya, mereka cuma sekumpulan remaja cengeng-ga-punya-identitas yang bisanya cuman gagah-gagahan merusak sana-sini. Jamin deh, kalo cuman sendirian mereka ga akan berani. Bukankah semangat kolektivitas yang biasanya membuat orang jadi bloon?? Atas nama membela sesuatu yang ga jelas, yang mungkin menimpa teman (yang meureun ga jelas juga masalahnya) orang sanggup menyakiti orang lain. Lihat saja kasus-kasus bentrok antar preman. Kalau mati juga mati konyol. Kasihan.

Saya ingat dulu ada teman saya yang pernah ikut melemparkan jerigen bensin ke POLSEK waktu di kampungnya ada kerusuhan. Ketika saya tanya atas dasar apa dan untuk membela apa dia berbuat seperti itu, dia jawab

"Ah iseng we .. da siga nu rame mun diduruk teh .." (berarti dia ga ngerti kan masalahnya apa)

Dan saya tidak perlu memaki di sini.

Karena pada saat itu juga saya sudah mengatakan padanya;

"Kamu sangat bodoh."

Dan kalau merujuk pada Bang Haji, berbagai hal jelek yang dilakukan manusia biasanya disebabkan oleh MIRA SANTIKA; A.K.A minuman keras dan narkotika. Kan katanya kalo sudah 'teler' apapun yang mau dilakukan bisa, sudah tak ada rasa malu. Dan saya pikir si anak-anak geng motor itu pasti dekat dengan apa yang dikhawatirkan Bang Haji.

Jadi sekali lagi, saya ga kasihan sama geng motor.

A Bunch of idiots.

Anak-anak norak yang saking-ga-bangetnya-sampe-bikin-pengen-muntah.

Generasi penerus yang sedihnya tidak dapat diharapkan.

Boro-boro jadi pemimpin bangsa.

Benerin otaknya yang cuman satu aja ga mampu.

Tapi tunggu dulu.

Saya suka ingat orangtua mereka.

Sedih ga ya? pastilah.

Apalagi rata-rata baru 'ngeh' anaknya ikut geng motor setelah diciduk polisi.

Dan saya ingat.

Mereka adalah remaja.

Manusia 'kagok' yang terjebak antara pikiran kekanak-kanakan dan keinginan untuk dianggap 'dewasa'.

Saya kan setiap hari mengurusi manusia model gini.

Yang kalo diomongin susahnya minta ampun.

Yang kalo ga pake taktik khusus pasti tak mampu terjangkau.

"sigh"

Terlepas dari apa kata Bang Haji, tetap sesuatu terjadi karena ada sebabnya.

Lingkungan?

Orangtua yang terlalu sibuk?yang menganggap anak hanya butuh uang? Yang ga-tau-kenapa-tapi-seperti-yang-ga-mau-ngurus-anak?

Keluarga broken-home?

Guru yang semakin lama semakin berfungsi HANYA sebagai orang yang wajib didengarkan karena murid butuh nilai??

Teknologi media yang semakin lama semakin vulgar??

Sok naon??

Nu ngarasa salah ngacung heeyyy ...!!!

0 komentar: