Orang sangat suka bergaya. Itu harus diakui. Saya juga. Dari mulai gaya pakaian, gaya bicara sampai gaya rambut. Semuanya selalu berganti dinamis seiring perkembangan jaman. Apa yang menjadi tren jaman saya SMA, beda dengan apa yang jadi tren anak SMA sekarang.
Terus terang saya pemerhati gaya berpakaian orang. Bukan secara fashion, sebab yang satu itu saya pun buta. Boro-boro mikirin fashion terbaru, baju saya jaman kuliah aja ada yang masih terpakai sampai sekarang, secara kriteria baju bagus buat saya adalah warnanya cocok dan longgar hingga tidak membentuk badan.
Yang sering saya perhatikan adalah kalau tidak gambar, tulisan yang tercetak pada baju seseorang. Yang paling sering memakai baju seperti ini tentu saja anak muda. Tak pernah saya temui nenek-nenek pakai kaos distro. Halaah.
Anak-anak muda itu sepertinya tidak sadar dengan apa yang tertulis di kaosnya (seringnya memang kaos) atau sadar tapi pura-pura ga sadar atau sadar tapi tetap merasa gaya, atau tidak sadar tapi ga ingin menyadarkan diri, halaah ...
Suatu hari di BEC, saya pernah melihat seorang gadis manis berkaus ketat (sepertinya itu kaus adiknya, karena saking ketatnya, saya takut dia bisa sesak nafas). Di kaosnya itu ada tulisan segede gaban;
FUCK ME ALL THE TIME
Saya sontak menowel suami yang saat itu ada di samping. Berdua kami berdiskusi kira-kira si gadis tahu tidak mengenai makna tulisan itu, karena jika diartikan, akan jadi begini :
SETUBUHI AKU SEPANJANG WAKTU
Astaghfirullah ...
Dan itu bukan kali pertama.
Pada kesempatan lain, saya menemukan tulisan :
I'M SLUT = saya perempuan nakal
MOTHER FUCKER = penzina ibu
Gusti ...
Apalagi yang tulisannya "badjingan", banyak sekali anak muda yang saya lihat memakai kaos dengan tulisan seperti itu.
Saya tidak tahu kenapa mereka bangga sekali mengenakan baju model itu. Kesimpulan yang saya ambil adalah; pasti mereka tidak mengerti, dianggapnya kalau pakai bahasa Inggris berarti KEREN.
Atau, kalau mereka mengerti, berarti mereka lebih BODOH dibanding golongan yang pertama. Karena demi gaya mereka sanggup mempertaruhkan harga diri seperti itu.
Bagi saya, What you wear, is what your are. Yang kamu pakai, itulah kamu.
Bukankah gampang sekali orang awam menilai perempuan bercadar dengan label "teroris"?
Bukankah kita enak saja menilai laki-laki bersorban sebagai orang sholeh? Karena stigma yang sudah melekat dalam ingatan kita?
Maka wajar tidak, kalau saya menilai perempuan yang memakai baju dengan tulisan seperti di atas tadi sebagai perempuan "murahan"? Mohon maaf sekali.
Yah ini sekedar wacana saja sih. No hard feeling.
Tadi pagi saya melihat lagi laki-laki yang memakai jaket penuh dengan kata-kata yang sama. Kata itu adalah :
NUDE = telanjang
Hehe .. telanjang kok masih pake baju, mas?
Ada lagi yang perempuan yang pake baju bertuliskan :
DON'T HATE ME BECAUSE I'M BEAUTIFUL
= jangan benci aku gara-gara aku cantik
Naah kalau yang itu termasuk narsis mukhofafah.
Kalau yang ini :
LA PLUS BELLE DU MONDE
= paling cantik sedunia
ini jelas termasuk narsis mugholadoh.
Satu kesimpulan saya untuk tulisan kali ini:
Mun rek make baju teh, ngarti heula atuh naon hartina ...
Terus terang saya pemerhati gaya berpakaian orang. Bukan secara fashion, sebab yang satu itu saya pun buta. Boro-boro mikirin fashion terbaru, baju saya jaman kuliah aja ada yang masih terpakai sampai sekarang, secara kriteria baju bagus buat saya adalah warnanya cocok dan longgar hingga tidak membentuk badan.
Yang sering saya perhatikan adalah kalau tidak gambar, tulisan yang tercetak pada baju seseorang. Yang paling sering memakai baju seperti ini tentu saja anak muda. Tak pernah saya temui nenek-nenek pakai kaos distro. Halaah.
Anak-anak muda itu sepertinya tidak sadar dengan apa yang tertulis di kaosnya (seringnya memang kaos) atau sadar tapi pura-pura ga sadar atau sadar tapi tetap merasa gaya, atau tidak sadar tapi ga ingin menyadarkan diri, halaah ...
Suatu hari di BEC, saya pernah melihat seorang gadis manis berkaus ketat (sepertinya itu kaus adiknya, karena saking ketatnya, saya takut dia bisa sesak nafas). Di kaosnya itu ada tulisan segede gaban;
FUCK ME ALL THE TIME
Saya sontak menowel suami yang saat itu ada di samping. Berdua kami berdiskusi kira-kira si gadis tahu tidak mengenai makna tulisan itu, karena jika diartikan, akan jadi begini :
SETUBUHI AKU SEPANJANG WAKTU
Astaghfirullah ...
Dan itu bukan kali pertama.
Pada kesempatan lain, saya menemukan tulisan :
I'M SLUT = saya perempuan nakal
MOTHER FUCKER = penzina ibu
Gusti ...
Apalagi yang tulisannya "badjingan", banyak sekali anak muda yang saya lihat memakai kaos dengan tulisan seperti itu.
Saya tidak tahu kenapa mereka bangga sekali mengenakan baju model itu. Kesimpulan yang saya ambil adalah; pasti mereka tidak mengerti, dianggapnya kalau pakai bahasa Inggris berarti KEREN.
Atau, kalau mereka mengerti, berarti mereka lebih BODOH dibanding golongan yang pertama. Karena demi gaya mereka sanggup mempertaruhkan harga diri seperti itu.
Bagi saya, What you wear, is what your are. Yang kamu pakai, itulah kamu.
Bukankah gampang sekali orang awam menilai perempuan bercadar dengan label "teroris"?
Bukankah kita enak saja menilai laki-laki bersorban sebagai orang sholeh? Karena stigma yang sudah melekat dalam ingatan kita?
Maka wajar tidak, kalau saya menilai perempuan yang memakai baju dengan tulisan seperti di atas tadi sebagai perempuan "murahan"? Mohon maaf sekali.
Yah ini sekedar wacana saja sih. No hard feeling.
Tadi pagi saya melihat lagi laki-laki yang memakai jaket penuh dengan kata-kata yang sama. Kata itu adalah :
NUDE = telanjang
Hehe .. telanjang kok masih pake baju, mas?
Ada lagi yang perempuan yang pake baju bertuliskan :
DON'T HATE ME BECAUSE I'M BEAUTIFUL
= jangan benci aku gara-gara aku cantik
Naah kalau yang itu termasuk narsis mukhofafah.
Kalau yang ini :
LA PLUS BELLE DU MONDE
= paling cantik sedunia
ini jelas termasuk narsis mugholadoh.
Satu kesimpulan saya untuk tulisan kali ini:
Mun rek make baju teh, ngarti heula atuh naon hartina ...