Merupakan pemandangan setiap hari (sekarang ini) ketika saya membuka situs pertemanan semacam facebook dan membaca dengan “gamblang” bagaimana orang-orang dengan tanpa “tedeng aling-aling” mengumbar berbagai permasalahan dari yang umum sampai khusus, dari yang “semua-orang-tahu” sampai ke “hanya-dia-sendiri-sebenarnya-yang-tahu”.
Wajar sih, karena memang sifat social networking yang ‘seakan’ membuat kita nyaman untuk menjadi diri kita sendiri, membuat kita selalu ingin berbagi dengan siapapun yang ada di sana mengenai apapun.
Tapi tetap terkadang saya dibuat terkaget-kaget.
Contoh:
...
Ga bisa saya kasih contoh, takut ada yang tersinggung lagi.
Yah, pokoknya judulnya cuman satu : GALAU.
Semua orang pasti pernah galau, dan semua punya hak untuk mencurahkan kegalauannya dalam bentuk apapun itu. Tapi memasangnya dalam status yang bisa dibaca semua orang?? Man .. I don’t think that’s a good idea ..
Saya suka banget kalo ada orang yang lagi galau tapi meramunya dengan canda, atau bahasa puisi atau apapun yang tidak bikin jengah.
Yang bikin jengah apa?
Misalnya,
Jaman saya sekolah, maklum lah sudah beberapa dekade yang lalu, mengungkapkan perasaan pada lawan jenis masih sangat tabu. Inget banget saya, kalo lagi ngecengin orang, biasanya yang tahu cuman kita dan seorang atau dua orang sahabat terdekat. Ada aja orang yang nyeloteh dikit, suka ngerasa malu dan kesindir sendiri.
Menyatakan cinta?
Waaah apalagi. Kalau ga ditulis (belum jaman sms), disampaikan hanya ke orangnya, atau cuman titip salam aja lewat temannya.
Sekarang??
Bertebaran dimana-mana. Banyak sih yang saya suka, karena pakai kata-kata yang indah, berpuisi, atau apalah, pokoknya bagus. Karena judulnya era keterbukaan, maka wajar-wajar saja sekarang kalau kita tahu siapa menyukai siapa, yang baru jadian yang mana, yang baru putus sebelah mana de el el.
Kalau dulu orang yang kita sukai cukup kita kasih inisial atau nama samaran (OMG, setua itukah saya?).
Sekarang??
Nama orangnya langsung di-mention.
Jadi seperti barusan saya baca, status seseorang yang menyebutkan kegiatannya seharian bersama pacarnya (di-mention) dan penuh dengan ungkapan kasih sayang.
Ya ampun, saya yang ketuaan atau emang dia yang terlalu lebay ya.
Saya jadi mikir, kenapa ga sekalian saja dia tempel KTP dan pas fotonya .. biar lebih adfol.
Mungkin saja sih ada yang akan bilang kalo saya aja yang sirik, ga bisa nerima romantisme terbuka. Haha. Padahal banyak teman-teman saya yang sering ber-romantis ria bersama pasangannya, dan saya suka aja bacanya, karena rasanya pas. Juga mungkin karena saya mengenal mereka.
Itu baru pernyataan cinta.
Ada juga yang putus cinta diapdet juga di status. Jadi bikin ikutan sedih. Dan bingung kalau pake bahasa kasar. Bingungnya, kenapa mesti memaki-maki?
Yah, sekali lagi namanya era keterbukaan. Jadi berbagai umpatan yang dulu mungkin hanya berani dilontarkan di kalangan tertentu sekarang wara wiri dimana-mana.
Satu lagi adalah yang putus cinta dan mengiba-ngiba pada mantannya di status.
Oh God ... sebegitunya ..
Jengah kan bacanya juga. Sekalian aja bikin status ala sinetron, bersambung sampai berapa jilid gitu.