twitter


Akhir-akhir ini, saya lagi seneng-senengnya buka facebook. Awalnya, karena niat pengen nyari temen-temen kuliah ato sma, saya bikin account di friendster. Bukan temen lama yang didapat, malah banyak murid yang ketemu. Oh la la mungkin saya ketuaan buwat punya fs, maka atas saran suami, bikinlah saya fb.

Kerennya: (thanks to facebook inventor!) temen-temen saya banyak banget yang ketemu lagi. Dan terbengong-bengonglah saya karena mereka sudah dimana-mana (hiks, sementara saya masih di kota kecil ini ..). Ada yang sudah di Jepang, New Zealand, Prancis. Ada yang kerjanya bolak-balik, sana sini, ke luar negeri kayak pergi ke pasar baru. Jadi inget Mr. Gerhard (my husband's former boss), yang selalu pergi ke Singapore untuk mengurus surat-suratnya. Jadi beliau hanya nyampe bandara aja di Singapore-nya, abis itu balik lagi ke bandung. Ck, ck, ck, bener-bener kayak pergi shopping.

Karena saya dari jurusan bahasa, tentu saja wajar kalo teman-teman saya banyak yang kemudian tinggal di luar. Ada yang karena pekerjaan, sekolah atau bahkan menikah dengan orang asing. Jadi inget: Dulu, dosen pernah bertanya pada kami, apa alasan kami belajar bahasa Prancis. Salah seorang teman saya, Yoya dengan pedenya mengatakan bahwa ia ingin menikah dengan orang Prancis. Kami semua ketawa, tapi dosen kami tidak. Beliau bilang itulah cara terbaik untuk belajar bahasa. Gimana ga menarik, coba??

Mengutip pendapat Anggun (teman saya yang riweuh itu) dalam salah satu tulisannya: Ada perasaan iri melihat jalan hidup orang yang sepertinya lebih 'megah'. Saya suka ngerasa keren aja liat wanita karir. Yang kerja kantoran. Dikirim ke sana, dikirim ke sini, dengan dandanan yang sangat 'chick'. Jujur saja, pernah kepikiran bahwa karena menikahlah karir saya terhambat. Saya menikah di usia muda (21 tahun) dan masih kuliah pula. Jadi ketika teman-teman pas lulus kuliah bisa menggapai mimpi-mimpi mereka, saya sudah terbatasi oleh keluarga : suami dan anak-anak.

Mungkin pikiran itu wajar (hah, mencoba memaafkan diri sendiri). Saya kan manusia biasa (bukan bidadari seperti yang selama ini orang kira). Tapi, kalo difikirkan kembali, apa sih yang saya ga punya? Suami baik, anak 3 cantik-cantik (banyak kan orang yg ga bisa punya anak ato proses punya anaknya susah banget), rumah ada (walau mungil dan sederhana), mertua saya adalah the best mother-in-law in the whole world (orang lain mungkin udah gontok-gontokan tuh ama mertoku ..

Hi hi. Manusia emang gitu ya. Ga pernah merasa cukup. Jarang bersyukur-nya. Padahal saya sudah begitu banyak dilimpahi berkah dan ridho Allah SWT. Saya ga pernah bermasalah dalam hamil dan melahirkan, saya sehat, saya menikmati hidup.

So .. biarlah rumput tetangga terlihat lebih hijau. Toh tamannya gedean punya saya .

ha ha ha

3 komentar:

  1. yess..yess.. eksis di postingan ini hehehe :D

    yup setuju, biarlah rumput tetangga lebih hijau, tapi kita mah punya kolam renang.. heheh :D

  1. Mmm.....what should I say?
    tiap orang dengan berbagai alasan ketika mengambil keputusan. Termasuk alasan saya ketika mengambil jurusan bahasa prancis...sounds so naive ya???....hahaha

    tapi sifat dasar manusia mungkin yang nggak pernah puas dengan apa yang sudah diperoleh. gitu juga dengan saya....

    mungkin saya lebih memilih untuk bisa berada bersama anak-anak ketimbang jadi wanita karir. ternyata....memang rumput tetangga selalu lebih hijau ya....

  1. Mmmh juga ikutan ah...hehe.
    1stly ana juga ga rajin nginet,apalagi buka2 facebook.tapi berhubung abinya ngedaftarin jadi sekarang jd aktif jg chatting sama adek2 tingkat&temen2 kuliah dulu.asik sih smbil tiduran daripada meringis nahan mual yang ga berhenti2.
    btw alhamdulillah ana menikmati kegiatan dirumah (walau awalnya sempet nangis waktu ngontrak hihi malu2in).sbg IRT sejati,abi nya belum mengijinkan ana kerja (apalagi mau pny baby lagi).mamah mertua& ortu sempet keukeuh nyuruh kerja nyari aktvitas diluar(katanya sih biar ilmunya kepake, buat apa sekolah tinggi2 tapi ga dimanfaatin) Fuiiih.ana ga habis pikir kenapa ya banyak orang yang berpikiran kayak gitu,nenyayangkan seorang sarjana yang being a housewife murni.padahal ilmunya khan bisa dipake untuk mendidik anak2nya.apalagi jihad seorang wanita khan dalam rumah tangganya ya?setuju khan?
    kl iri melihat wanita karir alhamdulillah (mmmh..aja deh hehe),kadang menyayangkan why?seorang wanita mesti keluar negri jauh2 hanya untuk one thing...(i dont know what is it,tapi kata mereka itulah impian mereka),kadang mengadakan perjalanan dinas tanpa mahram;( istri bos abi seorang arsitek (she works in Dubai& her husband here) oh my God,kalo ana ga kuku hehe.karena ana pernah mengalami jauhan.Setelah nikah ana msh stay di Lampung krn blm wisuda,permintaan keluarga sih harus selesai kuliah baru boleh ke bandung ikut suami hiks..) 1 year i feel so...hurt maybe.sebulan sekali baru ketemu.menyiksa...
    semua kembali kepada manusia nya masing2.karena hidup adalah pilihan.sebenernya bkn gbisa kerja ana jg.music director ana di radio dulu pernah menawarkan referensinya buat ana kalo mau jadi penyiar dibandung (kata beliau sih ana punya smiling voice yang cocok hehe).but anyway this my life.mungkin inilah pilihan ana mengusahakan ridho suami dalam rumah tangga ana.
    afwan jiddan ya teh komentnya banyak banget.hehe...
    rumput tetangga lebih hinau,